wanovy | Teknologi | 28-08-2021
Raksasa mesin pencari, Google setiap tahunnya rela
mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar, agar mesin pencari miliknya bisa
jadi pilihan default di perangkat
iPhone dan gadget Apple lainnya.
Pada 2020 lalu misalnya, Google dilaporkan membayar Apple
sebesar 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 144,2 triliun. Sedangkan tahun ini,
biaya tersebut dilaporkan naik menjadi 15 miliar dollar AS atau sekitar Rp
216,3 triliun.
Bagi pengguna Apple, pastinya sadar jika browser Safari besutan Apple menggunakan Google sebagai Search Engine default-nya. Hal itu terjadi karena Google telah membayar Apple
agar bisa menjadi search engine default di Safari.
Uang berjumlah besar yang dikeluarkan Google itu merupakan
biaya Traffic Acquisition Cost (TAC)
yang dibayarkan Google ke Apple untuk mendapatkan trafik ke mesin pencari
miliknya.
Informasi ini pertama kali diungkap oleh situs Ped30 yang mengacu pada laporan
investor. Dalam laporan itu, disebutkan juga bahwa pada 2022 biaya yang harus
dikeluarkan Google akan naik menjadi 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp 260
triliun hingga Rp 288 triliun.
Menurut Phone Arena,
Jumat (27/8/2021), Google memang sudah lama membayar Apple untuk menjadikannya
sebagai search engine default di
perangkat seperti iPhone, iPad, dan Mac.
Bahkan, Analis Bernstein Toni Sacconaghi, memperkirakan
Google bakal membayar lebih banyak untuk 2022 dengan biaya mencapai 18 hingga
20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 259-288 triliun.
Ia juga mengatakan bahwa Google rela menyiapkan miliaran
dolar AS agar memastikan pesaingnya, Microsoft, tidak mengalahkannya. Sebab,
iPhone bisa saja menggunakan layanan search
engine buatan Microsoft seperti Bing.
Namun, di sisi lain pendapatan yang diterima Apple dari biaya
ini juga akan dijadikan sebagai bukti kepada para investornya bahwa Apple dapat
memperoleh keuntungan di luar dari penjualan produk.
Sacconaghi menambahkan bahwa, ada dua potensi risiko dari
kenaikan biaya tersebut. Pertama adalah risiko regulasi, yang diartikan bahwa
Google mungkin saja akan kehilangan lisensi untuk tetap beroperasi.
Meski begitu, ia menyatakan bahwa hal ini mungkin tidak akan
terjadi dalam waktu dekat.
Sementara risiko kedua adalah Google memilih untuk tidak
membayar Apple dengan harga lebih tinggi. Itu artinya, Google bisa saja
menegosiasikan ulang ke Apple atau menolak membayarnya sama sekali.
Jika Google menolak, Apple mau tak mau menggunakan Microsoft
Bing sebagai pengganti Google. Sayangnya, keputusan ini mungkin akan diprotes
oleh banyak pengguna mereka.
Editor : -
Tag : #teknologi